RSS

PEMBERONTAK

01 Feb

Renungan harian malam, 1 Februari 2015

Bacaan: Yesaya 30:8-17
NATS: Sebab mereka itu suatu bangsa pemberontak, anak-anak yang suka bohong, anak-anak yang enggan mendengar akan pengajaran Tuhan (Yesaya 30:9)

Saya tak mau mendengarkan Ayah dan Ibu lagi!” Inilah ucapan yang tidak ingin didengar para orangtua dari anak remaja mereka. Ini berarti bahwa mereka telah memutuskan untuk tidak menaati orangtua. Biasanya mereka mengatakannya dengan penuh amarah, dan akan segera melupakannya.

Namun, terkadang seorang remaja memutuskan untuk menjadikan sikap ini sebagai cara hidup, sehingga akan menimbulkan kesulitan bagi setiap anggota keluarganya. Penolakan anak untuk menaati otoritas hanya akan senantiasa menciptakan kekacauan dan mengurangi sukacita dalam hidup.

Para remaja secara terbuka menunjukkan pemberontakan dan berpikir bahwa mereka akan bahagia bila menentang otoritas. Padahal, sebenarnya hal ini akan membuat hati mereka menderita.

Nabi Yesaya menceritakan tentang beberapa pemberontak — orang-orang yang memberontak dan suka berbohong, yang menolak untuk mendengarkan firman Allah (ayat 30:8-17). Mereka berkata kepada-Nya, “Kami telah cukup mendengar. Kami tidak perlu mendengarkan Engkau!” Kekerasan hati telah membuat mereka menentang kebenaran Allah.

Pemberontakan tidak hanya dilakukan oleh para remaja atau umat di zaman Nabi Yesaya. Terkadang kita juga suka memberontak. Kita membaca firman Allah dan menganggap firman itu terlalu membatasi kita. Atau kita menyadari bahwa Allah ingin kita melakukan sesuatu, tetapi kita malah lari darinya. Semua ini hanya akan mengakibatkan kesedihan. Namun, jika kita menaati firman Allah, kita akan menikmati kedamaian-Nya di dalam hati kita –Dave Branon

KETAATAN MERUPAKAN JALAN MENUJU SUKACITA

 
Leave a comment

Posted by on February 1, 2015 in Renungan

 

Leave a comment